Angin Bayu Berlalu pergi .
Aku disini terus menanti .
Perginya angin tanpa tujuan .
Bagai dedaunan yang ditampar lembut .
Terus mencari teman untuk Mengadu . . . .
Aku bukannya seorang yang hebat .
Seperti tsunami yang menggegar bandar Acheh , aku juga bukan teguh seperti masjid Al-aqsa yang hingga kini terus angin di tawan .
Aku lagi bukan gagah bagai taufan katrina yang menumpaskan benteng kekuatan Bush .
Kerana . . . . . . . .
Aku seorang yang lemah .
masih memelukan teman .
Seperti Adam yang memerlukan hawa .
Muhammad yang mendambakan Khadijah .
Ali yang merungkai kasih Fatimah .
Aku juga seperti mereka . . . .
perlukan seorang insan bernama sahabat .
Sahabat . . . .
hatiku gundah di saat kau tiada .
hatiku merana di saat kau merintih .
hatiku riang bukan kepalang di saat kau ketawa .
Sahabat . . . .
kau sabar melayani kerenahku .
mendengar luahan hatiku , itu dan ini .
kau tidak mengeluh , malah . . . . . .
kau tertawa , gembira di hadapanku .
Semata-mata nilai persahabatan yang indah , bagai Abu Bakar dan Muhammad .
Sahabat . . . . .
di saat ku bertanya padamu .
apa itu persahabatan ? ?
tiada jawapan terbit dibibirmu . . .
yang sering di basahi dengan khallimah ALLAH .
Au hairan , insan yang selama ini sering mengajarku erti sahabat , kini . . . . . .
kehilangan kata-kata untuk mentafsirkan persoalan yang merancau fikiranku . . . . .
Termenung , terpaku , terpegun , terkesima , mahupun tergamam . . . .
akhirnya , persoalanku terjawab . . . .
Sahabat . . . . .
matamu menunjukkan keikhlasanmu .
menghulurkan kasih .
kerdipan matamu merungkai persoalan di hatiku .
senyumanmu menggambarkan ketulusan jiwa sahabat yang engkau lakarkan buatku .
pelukan kasihmu yang erat itulah yang mentafsirkan , 1001 erti persahabatan yang paling bermakna . . . .
Sahabat . . .
kau ku sayangi .